Berangkat dari tema KKN- Tematik yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Islam Raden Rahmat (Unira) Malang pada tahun ini yakni “Membangun desa melalui pengembangan potensi kawasan perdesaan”, maka Kelompok 5 KKN – Tematik langsung menggelar kegiatan perencanaan program unggulan. Hasil diskusi dari perencanaan program unggulan adalah yang dihasilkan dari kegiatan tersebut adalah “Menggerakkan Desa Inklusif Berbasis Pancasila”.
Dalam pesannya di seremonial Pemberangkatan KKN – Tematik Unira Malang yang digelar pada 7 Juli 2022, Dr. Sutomo, M.Sos yang saat ini menjadi Plh Rektor Unira Malang menyampaikan bahwa salah satu hal penting yang harus diperhatikan oleh peserta KKN-Tematik adalah kemampuan untuk membawa diri, dan beradaptasi dengan masyarakat sekitar lokasi KKN – T.
“Tanpa kemampuan tersebut, maka jangan berharap dapat diterima masyarakat, apalagi akan mampu mempengaruhi dan mengembangkan potensi daerah”, ujar Sutomo. Ditambakan juga selain kemampuan untuk membawa diri dan beradaptasi adalah, kememampuan untuk memahami dan menerima perbedaan karakter , budaya dan adat – Istiadat yang ada. Kemampuan itu akan menjadikan terbangunnya citra diri yang baik bagi peserta maupun Lembaga yang menaungi kegiatan KKN-T yakni Unira Malang.
Salah satu Desa yang menjadi lokasi penempatan peserta KKN – Tematik adalah Desa Kesamben Kecamatan Ngajum Kabupaten Malang. Lokasi ini menjadi tempat kelompok 5 KKN – T untuk belajar sekaligus mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah. Namun demikian, tujuan utama KKN – T adalah bukan sarana untuk “memamerkan” kemampuan, tetapi lebih dari itu adalah menyerap pengetahuan yang bersal dari lingkungan, desa atau komunitas yang tidak banyak diterima atau diperoleh dalam buku-buku referensi atau teks. Pengetahuan terkait local wisdom justru banyak bermanfaat dalam menghadapi tantangan peradaban dimasa yang akan datang.
Dewi Ambarwati, M.H. selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Kel. 5 berharap bahwa dengan tema gerakan desa inklusif, tidak hanya mengandalkan desa saja untuk berkembang, tetapi unsur-unsur lain seperti teknologi, budaya, sosial dapat dikolaborasikan secara optimal untuk keberhasilan pembangunan Desa Kesamben, Kec. Ngajum Kabupaten Malang.
Dewi menambahkan bahwa potret masyarakat pancasila sesungguhnya adalah kehidupan keseharian masyarakat desa. Masyarakat desa sangat kental dengan nilai-nilai ketuhanan, menghargai universalitas kebaikan, mengahargai perbedaan dan meneguhkan kebaikan-kebaikan demi terciptanya harmonisasi kehidupan. Masyarakat desa jauh lebih mengedepankan kespakatan bersama dalam merumuskan tujuan bersama. Itulah nilai pancasila yang sesungguhnya, yang bukan hanya narasi tetapi sudah berwujud pada perilaku dan tindakan sehari-hari. (Hum/elk)