Akhlak atau ilmu yang harus diutamakan? Sebuah pertanyaan kritis yang ingin dikaji dalam seminar yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam (HMP PAI) pada Kamis, 25 Agustu 2022.
Kajian ini sengaja diselenggarakan sebagai bentuk keresahan banyak pihak terkait kondisi sosial masyarakat hari ini. Menjamurnya kuantitas maupun kualitas lembaga pendidikan tidak berbanding lurus dengan tumbuhnya akhlakul karimah ( akhlak terpuji ) pada peserta didik. Mahasiswa program studi pendidikan agama islam Universitas Islam Raden Rahmat ( Unira) Malang yang diproyeksikan kedepannya akan menjadi tenaga pendidik/guru menyadari bahwa tantangan kedepan tidak semakin mudah, karenanya dibutuhkan kecakapan dan kemampuan khusus dalam menumbuh kembangkan akhlak peserta didik.
Hadir sebagai nara sumber kegiatan tersebut adalah Al Habib Baqir Bin Hasan Al-Mahdaly. Beliau adalah Khodimul Majlis Maulid wa Ta’lim Al-Busyro. Dalam kegiatan yang di setting dalam bentuk seminar tersebut, beliau menyampaikan bahwa akhlak adalah pengejawantahan dari sebuah ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang. Ibarat sebuah kapal di lautan, untuk mengetahui kapal (ilmu) di lautan tersebut agar terlihat oleh orang di daratan maka dipasang sebuah bendera (akhlak) sebagai tanda. Semakin besar sebuah kapal maka akan semakin tinggi pula bendera tersebut. Maka, ibarat bendera di kapal yang terlihat orang di daratan, seperti itulah akhlak seseorang akan dilihat oleh orang lain.
Dalam penjelasannya, beliau menyampaikah bahwa mahasiswa pendikan agama islam memiliki tangungjawab keilmuan yang jauh lebih besar dibandingkan mahasiswa pada program studi yang lain. Mahasiswa pendidikan agama islam merupakan calon pendidik generasi di masa depan yang secara langsung akan mengajarkan nilai-nilai keislaman, dan salah satu nilai keislaman terbesar adalah akhlakul karimah.
“ Pendidikan akhlak bukanlah materi pengajaran yang hanya disampaikan dengan pidato, diskusi atau seminar, tapi lebih jauh daripada itu pendidikan akhlak harus diajarkan melalui contoh perilaku (uswatun khasanah), dan hal ini hanya bisa dilakukan hanya oleh guru yang dapat menjadi panutan yang bisa digugu lan ditiru” begtu ungkapnya.
Siti Muawanah, M.PdI, Kaprodi Pendidikan Agama Islam Unira Malang, menyampaikan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh panitia dan peserta yang berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut. Begitu pula kepada nara sumber beliau menyampaikan terima kasih dan berharap atas kehadiran Al Habib Baqir Bin Hasan Al-Mahdaly akan mampu memberikan pencerahan dan menambah keberkahan bagi seluruh civitas akademika Unira Malang khususnya bagi mahasiswa pendidikan agama islam.
Diakhir acara kegiatan ini ditutup dengan do’a yang di pimpin langsung oleh Al Habib Baqir Bin Hasan Al-Mahdaly serta penuh kekhusyu’an. (Hum/elk)