Salah satu lokasi kegiatan company visit yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Perbankan Syariah (HMPS), Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Raden Rahmat (Unira) Malang beberapa waktu yang lalu adalah TV9, Surabaya. TV9 merupakan salah satu stasiun televisi berbasis komunitas dimana acara utamanya berisi konten islami dan kegiatan komunitas.
Pemilihan TV9 sebagai salah satu tujuan kegiatan company visit adalah memberikan pengetahuan kepada mahasiswa terkait business process industry pertelevisian. Meski industry pertelevisian sudah mulai tersaingi dengan digital information, namun hingga saat ini televisi masih dianggap sebagai media yang relatif sulit untuk menghasilkan disinformasi atau informasi yang bersifat “HOAX”.
Begitu sampai di Kantor TV9, mahasiswa disambut tim produksi TV9, diajak keliling ke space-space penting kantor TV9, termasuk ke ruang-ruang produksi dan penyiaran. Dalam kesempatan tersebut mahasiswa mendapatkan penjelasan tentang fungsi dan tugas dari unsur produksi konten maupun penyiaran. Setelah keliling yang berdurasi sekitar 30 menit, mahasiswa diterima langsung oleh Corporate Secretary, M. Sururi di Aula TV9 untuk diskusi memahami business process industri pertelevisian.
“Terima kasih sudah diberi kesempatan untuk berkunjung di TV9. Disini merupakan salah satu cagar budaya di Surabaya, dulu tempat kantor PWNU,” ungkap Abdillah selaku dosen pendamping Business Visit.
Abe menambahkan bahwa di tempat yang bersejarah inilah TV9 membuat dan menyiarkan sekaligus mensyiarkan konten Islami yang bermadzah Aswaja An-Nahdliyah, namu demikian tetap menghibur. “Konten Islami (red. Dakwah) yang tidak membosankan dengan tetap harus dibungkus industri. Inilah hal menarik yang perlu didapatkan mahasiswa,” pungkas Abe.
Corporate Secretary, M. Sururi membuka dengan sebuah konsep niche market (red. ceruk pasar). Ceruk pasar dalam industri TV dapat menjadi peluang strategis untuk menciptakan keterlibatan pemirsa yang lebih mendalam, tetapi memerlukan pemahaman yang baik tentang kebutuhan audiens tertentu dan inovasi dalam penyampaian konten.
“Ada cerita, saya nongkrong di Warkop. Televesi yang ada disitu, berada pada channel TV9, terus ada pembeli yang memindahkan channel tersebut. Si Ibu punya warung marah seketika. Padahal si Ibu juga tidak sedang melihatnya,” cerita Sururi.
“Sontak saya kaget dan bangga, tentu saya tidak membuka identitas sebagai bagian TV9. Agar mendapatkan realitas yang murni. Ternyata ingin mendapatkan keberkahan ketika TV-nya stay-tuned di TV9.” ungkapnya.
Sebagai informasi, ceruk pasar yang disasar oleh TV9 adalah komunitas Jam’iyah Nahdlatul Ulama yang dengan konten yang sangat spesifik. Berbagai acaranya yang tidak diekspose pada tv mainstream menjadi kekuatan maupun peluang tersendiri. Namun tantangan terberatnya adalah bagaimana menyajikan acara yang non mainstream tetapi mampu menghasilkan nilai ekonomi. Disadari atau tidak Business is Business. Sajian acara harus mampu menarik minat pengiklan agar dapat membiayai operasional TV9.
Diskusi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, beberapa pertanyaan yang diajukan mahasiswa beberapa tentang bagaimana stasiun TV untuk bisa bersaing dengan industri penyiaran yang lain, income yang dihasilkan darimana saja, dan menghadapi tantangan di masa depan dengan maraknya influencer/youtuber.
Nabila Nur Saida mengatakan, Kami merasa senang karena mendapatkan ilmu baru yang memang berbeda dengan biasanya kita dapatkan di kampus, semoga ilmu yang di dapat bisa menambah wawasan dan mendapatkan keberkahan untuk teman-teman mahasiswa Perbankan Syariah Unira Malang.
Acara company visit selain ke TV9, juga ke BEI Perwakilan Jawa Timur dan ziarah ke makam Sunan Ampel. [aud/elk24]