Saat ini, Pemerintah Jawa Timur sedang gencar-gencarnya mendorong terbentuknya komunitas masyarakat pesantren yang memiliki produk unggulan. Program yang sering dikenal dengan istilah “ One Pesantren, One Product” (OPOP). Program ini merupakan program kerja yang digagas Pemerintah Daerah Jawa Timur sebagai sebuah program peningkatan kesejahteraan masyarakat berbasis pondok pesantren melalui pemberdayaan santri, pesantren dan alumni pondok pesantren. Diharapkan dengan adanya program ini, maka lingkungan pesantren akan lebih mandiri dalam membiayai operasional pesantren. Disamping itu, santri yang telah kembali ke tengah masyarakat memiliki spirit entrepreneurship dan mampu menciptakan lapangan kerja bagi lingkungan sekitarnya.
Sebagai bentuk keseriusan tersebut, maka Pemprov Jawa Timur menyelenggarakan kegiatan yang bertajuk “Pengolahan agribisnis tanaman pangan dan hortikultura bagi pengelola pondok pesantren”. Kegiatan yang selenggarakan tersebut berlangsung dari 13 – 17 Juni 2022 bertempat di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelatihan Pertanian Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur , Bedali Lawang Malang.
Adapun peserta pelatihan ini terdiri dari Pengelola dan Pengurus Pondok Pesantren sebanyak 30 ( tiga puluh orang ) yang tersebar di 3 cluster wilayah yaitu Jombang, Kediri dan Mojokerto. Pelatihan ini merupakan pelatihan lanjutan dari periode sebelumnya yang diikuti oleh santri dan pengurus pondok pesantren.
Selain membahas globalisasi agribisnis, pada kegiatan tersebut juga disampaikan beberapa materi kegiatan mulai dari teknik peningkatan produksi di lahan, modernisasi mekanisasi, stategi pengembangan industri pertanian di era 4.0, juga strategi optimalisasi produksi serta pasca panen.
Turut ikut serta dalam memeberikan sumbangan pemikiran adalah akademisi dari Universitas Islam Raden Rahmat (Unira) Malang. Dosen senior di Prodi Agroteknologi Unira Malang, Dr. Ir. Dyah Pitaloka, MP menjadi salah satu nara sumber pelatihan tersebut. Bunda Dyah begitu dia sering disapa, menyampaikan materi terkait optimalisasi produksi lahan. Dalam penjelasannya beliau menyampaikan tiga pemikiran yang terkait yaitu potensi produks, potensi biofisik dan potensi sosial dan ekonomi. Menurutnya, saat ini masih banyak lahan tidur dilingkungan pondok pesantren yang tidak dioptimalisasikan fungsinya sebagai lahan pertanian oleh pengelola pesantren. Lahan tersebut sedianya dapat menghasilkan produksi tanaman pangan dan dapat mengurangi ketergantungan dari produksi hasil pertanian yang ada diluar pesantren.
“ Selain itu, dengan adanya produksi pertanian yang dapat dihasilkan pesantren, maka hal ini dapat mengurangi komponen atau aspek biaya operasional yang ada di pasantren”.ibuhnya
Selain sebagai dosen agroteknologi di Unira Malang, Bunda Dyah juga merupakan pendamping dan pencetus Ngaji Tani Nusantara yang dideklarasikan di Pondok Pesantren Genggong Probolinggo beberapa waktu yang lalu dan anggotannya terdiri dari santri tani dari berbagai wilayah Indonesia.
Pada akhir rangkaian kegiatan pelatihan tersebut, peserta diajak melakukan studi lapang bersama ke Pusat Pengembangan Pertanian Organik Brenjong Mojokerto. Harapannya peserta memiliki referensi yang lebih komprehensif terkait dengan peningkatan produksi tanaman pangan dan pengelolaan hasil pertanian. (Hum/Elk)
Luasr biasa, unira malang sbg kampus Islam tentu dapat bersaing dalam
kompetisi global
thans supportnya ya…
regards