Narathiwat Thailand – Fakultas Ilmu Keislaman Universitas Islam Raden Rahmat Malang kunjungi sekolah dan Pesantren di Thailand Selatan pada 10 Juli 2023, beberapa sekolah dan pesantren tersebut diantaranya: Arrahman Wittaya School Narathiwat, Santiwit School Songkhla, Darawithaya School Narathiwat.
Dalam kunjungan tersebut berawal dari informasi yang disampaikan oleh kopertais (Koordinatoriat Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta) wilayah 4 Jawa Timur bahwa ada kesempatan Bagai perguruan tinggi Islam di Indonesia untuk mengirimkan mahsiswa guna mealkukan KKN dan PPL disana, sebagai mana yang disampaikan oleh Dekan Fakultas Ilmu Keislaman Universitas Islam Raden Rahmat Malang, Dr. Syaifuddin “ Tujuan ke sekolah dan pesantren ini berhubungan dengan rencana kegiatan KKN dan PKL mahasiswa PAI dan PGMI FIK UNIRA Malang, ketika Rapat Pimpinan di Kopertais 4 disampaikan bahawa ada peluang untuk mengadakan PPL dam KKN di Luar Negeri khusunya di Tahiland. Ini adalah peluang yang baik, karena saya punya keyakinan bahwa jika mahasiswa kita pernah KKN dan PPL di luar negeri pasti setelah mereka kembali ke dalam negeri akan lebih percaya diri, punya pengalaman lebih dan akan lebih semangat dalam belajar apalagi seandainya bisa mengajar disana. Hala ini akan menjadi cerita baik untuk mahasiswa yang lain dan juga akan mendongkrak akreditasi dua program studi yang ada di FIK UNIRA Malang yaitu PAI dan PGMI. Oleh karena itu untuk menuju kesana perlu banyak kegiatan yang dirancang termasuk KKN dan PPL international serta kegiatan dosen yang bersekala internasional, seperti Online Global Classroom yang kita canangkan dengan kampus di luar negeri”.
Dr. Aries Musnandar, kepala Kantor Urusan Internasional UNIRA Malang menyampaikan bahwa pihak Thailand membuka peluang kerjasama dalam hal mengikutsertakan mahasiswa kita melakukan KKN dan PPL di Thailand, oleh karena ikut UNIRA Malang mengambil kesempatan ini agar mahasiswa UNIRA Malang bisa mengikuti KKN dan PPL disana, khususnya mahasiswa dari FIK UNIRA Malang yang disiapkan untuk menjadi guru agama. Terlebih karena pihak Thailand menyampaikan mereka sangat butuh guru agama, tidak sekedar untuk mengajarkan agama tetapi juga karena ada kesamaan budaya dan Bahasa melayu di wilayah Thailand selatan yang perlu dijaga. Mereka merasa cocok dengan orang Indonesia lebih dekat dari sisi agama, budaya dan bahasa.
Pewarta : Nur Ridwan