Sidoarjo – Fakultas Ilmu Keislaman (FIK) UNIRA Malang mengadakan kegiatan Napak Tilas ngaji bareng dengan tema “Aswaja Perspektif Histori, Firqoh dan Milenial”. Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan PKKMB yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Keislaman UNIRA Malang, pada tanggal 09 September 2023. Perjalanan Napak Tilas ini di ikuti oleh Mahasiswa Baru FIK tahun 2023, Dekan dan dosen FIK.
Diawali dengan pemberangkatan Napak Tilas dari Kampus UNIRA dengan pembekalan singkat, dilanjukan ziarah ke makam KH. Mahmud Zubaidi Kebon Agung, selanjutnya ke Ponpes Progresif Bumi Shalawat, dilanjutkan ziarah makam sunan ampel dan kunjungan terakhir ziarah ke masjid Muhammad Kholil Bangkalan.
Tujuan utama kegiatan ini adalah Pondok Pesantren (Ponpes) Progresif Bumi Shalawat Tulangan Sidoarjo, dalam kesempatan ini FIK UNIRA Malang berkesempatan untuk bisa ngaji bareng sekaligus sillaturahmi dengan pihak keluarga Ponpes Progresif Bumi Shalawat. Sambutan yang hangat dari Dr. KH. Robith Fuadi, Lc. MT.Hi selaku anak menantu dari KH. Agoes Ali Masyhuri.
“Terimakasih untuk Ponpes Progresif Bumi Shalawat yang sudah memfasilitasi UNIRA untuk menambah ilmu, khususnya dalam bidang Ahlusunnah Waljama’ah (ASWAJA). Karna UNIRA adalah Universitas yang berlandas ASWAJA sejak mulai didirikan sehingga saat ini sudah mandarah daging dalam jiwa FIK. Kami di FIK sudah menjalankan tradisi atau sudah menjadi rutinan untuk memperkuat ASWAJA dengan mengadakan kegiatan ngaji bareng, ziarah wali dan Istighozah. Harapannya mahasiswa-mahasiswi UNIRA khususnya mahasiswa FIK bisa menjadi mahasiwa yang memiliki landasan ASWAJA yang kuat”. Ungkap dekan FIK UNIRA Dr. Saifuddin, M.Pd.
Aswaja Perspektif Histori, Firqoh dan Milenial
Dr. KH. Robith Fuadi, Lc. MT.Hi selaku pemateri memaparkan tentang sejarah ajaran Islam pada zaman Nabi serta bagaimana perkembangannya pada zaman sekarang. Beliau menegaskan bahwasannya ASWAJA akan terus berkembang selama ajaran itu tidak melanceng dari ajaran rosulullah.
“NU adalah organisasi terbesar Islam, dibentuknya NU karena para ulama sadar bahwasanya umat Islam perlu benteng yang berlandas ASWAJA. Jaman semakin maju jaman semakin berkembang maka dasar ASWAJA kita harus diperkuat, ASWAJA sangatlah penting untuk kaum milenial supaya tidak salah mengartikan sebuah budaya baru sebagai bid’ah yang dilarang. Banyak juga madzhab yang ada hanya saja tidak semua sampai kepada kaum karena banyak faktor. Oleh karena itu kaum milenial harus memiliki dasar ASWAJA yang kuat supaya bisa mengartikan secara benar bagaimana toleransinya sikap nabi terdahulu terhadap ajaran yang berbeda”. ungkap Dr. KH. Robith Fuadi, Lc. MT.Hi.(HUM/SNQ)