Pendidikan seni mengajarkan bagaimana sebuah proses terbentuknya karya seni. Karya seni bukan merupakan hasil kerya yang tiba-tiab, tetapi melalui proses panjang dari proses perenungan, proses kreatif hingga menjadi karya seni yang dapat diterima oleh masyarakat. Dengan pagelaran ini diharapakan mahasiswa memiliki keberanian dan kepercayaan diri untuk mengkespresikan dan menampilkan cipta karyanya.
Ujian akhir semester untuk mata kuliah Pendidikan Seni Untuk Tingkat Dasar di lingkungan Program Studi Pendidikan Guru dan Sekolah Dasar (PGSD) dan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) dilaksanakan dengan format yang sungguh istimewa. Bagaimana tidak, format ujian yang biasanya dengan duduk dan mengerjakan kertas kerja, justru dilaksanakan dengan format pertunjukan pagelaran seni dan pameran terkait hasil pembelajaran pada semester berjalan.
Kegiatan yang bertajuk Pagelaran Seni Tari dan Seni Rupa ini diselenggarakan pada hari Senin, 6 Juni 2022 di Hall KH. Moh Said Gedung Mahmud Zubaidi, MA Unversitas Islam Raden Rahmat Malang. Dalam gelaran tersebut ditampilkan hasil cipta kreatifitas mahasiswa PGMI dan PGSD dibidang karya seni baik berupa seni tari maupun seni rupa.
Mas Iip yang merupakan dosen Pengampu mata kuliah menyampaikan bahwa produk dari pembelajaran seni bukanlah hanya sebatas kognitif semata, bukan sebatas pemahaman terhadap teori-teori karya seni, tapi lebih faktual jika hasil belajar menghasilkan karya yang dapat dilihat, dinilai dan dinikmati oleh pihak lain.
Tujuan lain dari kegiatan ini adalah, untuk membangun kepercayaan diri mahasiswa untuk berani menampilkan hasil karya, cipta seni dihadapan penonton. Karena sebuah karya tak akan menjadi apa-apa selama tidak ditampilkan dimuka umum
Universitas Islam Raden Rahmat (Unira) Malang merupakan salah satu universtas islam yang memiliki kepedulian terkait pendidikan seni dan budaya. Dalam perspektif Unira Malang, seni bukanlah sesuatu yang dilarang. Seni merupakan bagian dari fitrah penciptaan manusia. Pembelajaran seni justru untuk membangun kelembutan rasa dan hati. Kelembutan itulah yang menjadi dasar utama dalam melakukan proses pendidikan dan perubahan sosial.
Hal ini juga telah dicontohkan oleh wali songo dalam menyebarkan dan mengembangkan agama islam. Aspek kesenian dan budaya begitu dominan dalam menyebarkan pemahaman agama islam. Pribadi yang memahami aspek seni dan budaya menjadi lebih mudah menerima perbedaan, toleran dan tidak kaku.
Selama hampir 3 jam, sambal menikmati hasil karya seni rupa, seni patung, montase. Lukisan yang merupakan karya asli mahasiswa penonton juga disajikan pementasan seni tari yang dibawakan oleh mahasiswa yang mengikuti ujian akhir semester tsb. Dari tari tradisional maupun kontenporer ditampilkan dengan cukup mengesankan. Meski bukan prodi kesenian, tapi tampilan yang disuguhkan tidak kalah dengan tampilan layaknya karya prodi seni.
Sebagai komitemen dan penghargaan dari pimpinan unira nalang, beberapa karya tari akan ditampilkan pada momen tertentu, khusunya dalam penyambutan tamu dan kegiatan seremonial lainnya yang diselenggarakan oleh kampus. (Hum/Elk)