Kebijakan kampus merdeka merupakan tahap lanjutan dari pengembangan konsep merdeka belajar. Kebijakan ini diharapkan menjadi langkah awal proses perbaikan dan peningkatan kualitas perguruan tinggi. Kualitas perguruan tinggi dapat ditampakkan dengan lahirnya mahasiswa yang memiliki kemampuan dan ketrampilan yang memadai sehingga dengan mudah menyesuaikan dengan kebutuhan industri.
Salah satu arah perbaikan kualitas pendidikan adalah melalui pengembangan kurikulum berbasis Outcome Base Education (OBE). OBE sendiri merupakan pendidikan yang berfokus pada pencapaian outcome yang konkrit dan spesifik baik berupa pengetahuan, ketrampilan dan sikap maupun perilaku. Untuk itulah dibutuhkan restukturisasi kurikulum yang ada sehingga dapat dapat menggambarkan pencapaian hasil belajar yang spesifik dan bukan sekedar angka kredit.
Dalam rangka penerapan kurikulum kampus merdeka itulah, maka unira malang menyelenggarakan Webinar Series ke 5. Webinar ini merupakan salah satu upaya dalam menyiapkan segala “uborampe” pelaksanaan kampus merdeka dan akan dilaksanakan kegiatan lanjutan berupa workshop penyusunan kurikulum merdeka belajar. Kurikulum yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan lain diluar program studinya sendiri.
Webinar Series ke 5 kali ini diselenggarakan oleh Biro Akademik dan kerjasama dengan menghadirkan Prof. Dr. Lia Yuliati, M.Pd – Kepala Pusat Pengembangan Kurikulum dan Pendidikan pada Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran ( LP3) Universitas Negeri Malang dan diselengagrakan pada 28 Juni 2022. Kegiatan ini sendiri diikuti oleh sebanyak 55 (limapuluh lima) peserta yang berasal dari internal kampus maupun dari beberapa perwakilan kampus mitra.
Dalam paparannya Prof. Lia Yuliati juga menyampaikan bahwa, salah satu jantung dari proses keberhasilan pendidikan adalah kurikulum. Kurikulum meupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai capaian pembelajaran lulusan, bahan kajian, proses dan penilaian yang digunakan sebgai pedoman penyelenggaraan program studi. Namun demikian kurikulum perlu dievaluasi agar relevansi kualitas akademik dapat dijaga. (Hum/elk)